Dwi Asri Puspitasari
12615033
2SA05
Teori Sosial
1. ARISTOTELES
(Komunitas Sosial)
·
Landasan Teori
Aristoteles memandang masyarakat
manusia sebagai sebuah usaha etis, yang berakar dalam kemampuan sosial manusia
yang bersifat kodrati, yang terarah pada perwujudan kebaikan moral dan
keunggulan intelektual dalam sebuah masyarakat politis.
·
Pendekatan Aristoteles
Pendekatan Aristoteles bertolak
pada dua sifat filsafatnya yaitu; bersifat naturalis dan teologis. Filsafatnya
naturalis karena pertama-tama bersifat empiris dan didasarkan pada pandangan
yang bernuansa biologis. Sedangkan bersifat teologis karena analisisnya
memusatkan semua kejadian maupun masing-masing jenis pengada ke arah
tujuan-tujuan.
·
Teori Aristoteles tentang Manusia
Pendekatan biologis dari Aristotels
mencakup analisis kenyataan-kenyataan menjadi bagian-bagiannya dan
mengelompokkannya menurut spesis dan genus. Jadi manusia adalah seekor binatang
dengan unsur-unsur tertentu yang khas, khususnya rasio dan tuturan. Keduanya
penting karena memberinya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
standar-standar etis.
·
Teori Aristoteles tentang Masyarakat
Konsep Aristoteles tentang
masyarakat dan negara saling berkait sehingga lebih baik memakai istilahnya
sendiri, ‘piolis’, untuk mengartikan komunitas sipil yang ia yakini sebagai
latar sosial kodrati dari manusia. Negara-kota yang kecil dengan hubungan
temu-mukanya dan bercampurnya persahabatan pribadi dengan kewajiban-kewajiban
warga negara, jauh berlainan dari negara kebangsaan modern, atau
kerajaan-kerajaan kekaisaran kuno pada zaman Aristoteles sendiri, walaupun
polis menyatukan sebuah gagasan yang dikembangkan dengan baik dan terlembaga
mengenai peraturan hukum, yaitu gagasan tentang pemerintah melalui
peraturan-peraturan umum dan tidak dengan keputusan-keputusan para individu
secara sewenang-wenang.
·
Implikasi-Implikasi Praktis
Kehidupan kodrati bagi manusia
adalah di dalam sebuah polis, tetapi Aristoteles sadar bahwa ada macam-macam
polis yang berbeda-beda dan tidak semuanya sama-sama cocok untuk perkembangan
potensi manusia. Sebuah polis adalah sebuah komunitas atau koinonia yang para
anggotanya adalah warga negara. Seorang warga negara memiliki hak tertentu
untuk menduduki jabatan di dalam suatu negara atau kota itu.
·
Kritik dan Penilaian terhadap Aristoteles
Kritik yang paling pedas dan
langsung atas teori Aristoteles tentang masyarakat adalah bahwa ia melakukan
kesalahan naturalistis dengan bergerak tanpa argumen-argumen yang benar dari
observasi-observasi faktual mengenai masyarakat-masyarakat aktual ke
kesimpulan-kesimpulan normatif mengenai bentuk-bentuk ideal atau terbaik dari
organisasi sosial.
2. THOMAS
HOBBES (Individualisme Instrumental)
·
Landasan Teori
Rasio, bagi Hobbes, lebih daripada
sebuah instrumen untuk memungkinkan individu untuk menemukan cara memperoleh
dan mempertahankan apa yang ia inginkan. Hobbes menganggap masyarakat dan tatanan
politis dan tempat masyarakat itu bergantung sebagai kondisi-kondisi yang
secara intrinsik tidak menyenangkan tapi yang bagaimanapun perlu untuk
kelangsungan hidup, piranti-piranti yang menyedihkan dari makhluk-makhluk egois
yang terkejut panik yang tak bisa menemukan jalan lain untuk menghindari
destruksi timbal-balik.
·
Pendekatan Hobbes
Pandangan Hobbes bersifat
Deskriptif dan preskriptif yang anjurannya lebih menyeluruh dan dogmatis.Ia
kadang-kadang mulai dengan menyatakan aksioma-aksiomanya atau definisi-definisinya
dan kemudian menggabungkannya untuk menurunkan kebenaran-kebenaran baru tentang
dunia. Di lain waktu dia mulai dengan pengamatan atas fenomena dan kembali pada
proposisi-proposisi primer yang darinya fenomena ini dapat dideduksikan dengan
proses sintetis.
·
Teori Hobbes tentang Manusia
Menurut Hobbes, manusia adalah
sebuah mesin anti-sosial. Ke dalam mesin ini lewatlah masukan-masukan dari
lingkungan melalui pancaindera. Masukan-masukan ini menghasilkan reaksi-reaksi
fisik internal.
·
Teori Hobbes tentang Masyarakat
Berdasar pada analisisnya tentang
kodrat manusia, Hobbes merumuskan masyarakat sebagai sebuah persekutuan yang
terbentuk atas dasar “kontrak sosial” yang digunakan sebagai peranti untuk
bertindak menurut keinginan instrumental akan hubungan-hubungan yang damai
karena mereka yang ada di dalamnya memiliki jaminan keuntungan-keuntungan yang
diinginkan dan atas dasar dorongan hasrat ketergantungan manusiawi.
·
Implikasi-Implikasi Praktis
Hobbes menuliskan teori sosial dan
politisnya dalam sebuah kisah mengenai masa silam yang jauh dan memusatkan
perhatian kita pada gagasan mengenai sebuah kontra historis, tetapi dalam
kenyataan pemakaian pandangannya ini jauh lebih preskriptif daripada
deskriptif. Implikasi yang jelas dari teorinya adalah bahw, dari mana pun
asal-usul pemerintahan despotis yang aktual, manusia memiliki alasan yang baik
untuk mendukungnya sekarang.
·
Kritik dan Penilaian terhadap Hobbes
Dalil-dalil psikologi Hobbes
terlalu sederhana dan secara tidak memadai di sokong dengan bukti empiris,
khususnya kalau dalil-dalil itu di klaim sebagai kebenaran-kebenaran universal
mengenai semua manusia. Kontrak sosial Hobbes lebih radikal, yaitu ke-masuk
akal-an seluruh gagasannya diragukan. Singkatnya Hobbes tidak membebaskan dirinya
sendiri dari pengandaian Aristotelian bahwa mungkinlah memberi sebuah definisi
atau deskripsi mengenai kodrat hakiki manusia dan membangun sebuah teori sosial
di atasnya.
3. ADAM SMITH
(Sistem Sosial)
·
Landasan Teori
Teori sosial Adam Smith berangkat dari
sebuah kombinasi yang menari dari unsur-unsur Hobbesian dan Aristotelian.
Seginya yang paling asli dan paling mencolok adalah gagasan bahwa masyarakat
sebagaimana juga individu adalah sebuah sistem, atau mesin, yang bekerja bukan
karena maksud-maksud manusia.
·
Pendekatan Smith
Adam Smith memakai model pendekatan
astronomis untuk menerangkan sistem-sistem sosial sebagai mekanisme-mekanisme
yang hidup yang bagian-bagiannya tanpa disadari mempengaruhi kehidupan dan
kegiatan keseluruhan. Pendekatannya ini didasari oleh kemauannya untuk menjadi
Isaac Newton dari ilmu-ilmu sosial.
·
Teori Smith tentang Manusia
Teori Smith mengenai kodrat manusia
bersifat Hobbesian sejauh ia mendalilkan nafsu-nafsu dasar dan nafsu-nafsu asli
tertentu. Kendati pun memiliki model sebab akibatnya untuk teori sosial, Smith,
tak seperti Hobbes, tidak mengatakan bahwa manusia adalah sebuah mesin. Melalui
pandangannya mengenai perkembangan ilmiah, Smith juga menunjukkan bahwa manusia
juga memiliki kemampuan-kemampuan penalaran tertentu yang pada dasarnya
bersifat psikologis.
·
Teori Smith tentang Masyarakat
Menurut Smith masyarakat adalah
keseluruhan sebagai sebuah mekanisme yang ter-integrasi dengan sebuah tujuan
menyeluruh, sebuah tema yang tercermin dalam pandangannya mengenai keluarga
sebagai sesuatu yang berasal dari naluri seksual tetapi dipersatukan dengan
kenyamanan identifikasi simpati dengan mereka yang terus berkontak dengan kita.
Ia menyatakan bahwa syarat sebuah masyarakat adalah ‘keadilan’. Tanpa keadilan,
kata Smith, sebuah masyarakat akan menghancurkan dirinya sendiri.
·
Implikasi-Implikasi Praktis
Sebuah sistem yang efisien yang
tersusun sendiri seharusnya tidak dirusak, khususnya kalau proses-proses di
dalamnya tidak sepenuhnya dimengerti. Pandangan Smith mengenai cara kerja
ekonomi komersial membawa implikasi yang jelas bahwa pemerintah-pemerintah
sebaiknya berdiam diri dan dengan demikian menghasilkan apa yang ia sebut
‘sistem kebebasan alamiah yang jelas dan sederhana’. Inilah gagasan liberal
mengenai negara minimal, yang terwujud di dalam kebijakan laissez-faire.
·
Kritik dan Penilaian terhadap Smith
Smith tidak membawa ke studi
tentang masyarakat semacam presisi matematis yang mungkin dalam studi mengenai
gerakan-gerakan benda-benda angkasa yang bersifat fisik. Teorinya mengenai
norma-norma sosial juga problematis, barangkali lebih dari itu, karena
rumit-nya fenomena sentimen ‘alamiah’ dalam kenyataan empiris.
Pandangan-pandangan Smith sebagian besar tak berlaku, dalam peranan yang
dimainkan Allah baik dalam skema penjelasannya dan dalam etika normatif-nya.
4. KARL
MARX (Teori Konflik)
·
Landasan Teori
Karl Marx melihat masyarakat
manusia sebagai sebuah proses perkembangan yang akan meyudahi konflik melalui
konflik. Ia mengantisipasi bahwa kedamaian dan harmoni akan menjadi hasil akhir
sejarah perang dan revolusi kekerasan.
·
Pendekatan Marx
Pertama-tama Marx adalah seorang
positivis. Versi positivisme khusus Marx dinamai ‘materialisme sejarah’.
Positivisme-nya bersifat historis, dalam arti bahwa generalisasi-generalisasi
ilmiah yang ingin ia tetapkan adalah mengenai arus sejarah manusia. Sejarah ia
percayai sebagai proses evolusi di mana masyarakat melampaui berbagai tahap,
masing-masing tahap menghancurkan dan setelahnya membangun di atas tahap
sebelumnya. Marx menganggap bahwa mungkin meng-identifikasi-kan langkah-langkah
evolusioner ini dan menjelaskan mengapa masyarakat melewati berbagai tahapnya.
·
Teori Marx tentang Manusia
Marx mengemukakan gagasan bahwa
manusia tidak memiliki kodrat yang persis dan tetap dan ini merupakan
pendekatan holistis-nya terhadap penjelasan sosial. Tindakan-tindakan, sikap-sikap
dan kepercayaan-kepercayaan individu tergantung pada hubungan-hubungan
sosialnya dan hubungan sosialnya tergantung pada situasi kelasnya dan struktur
ekonomis masyarakatnya. Oleh karena itu, kodrat manusia bersifat sosial dalam
arti bahwa manusia tak memiliki kodrat lepas dari apa yang diberikan oleh
posisi sosialnya.
·
Teori Marx tentang Masyarakat
Dalam teori tentang masyarakat ini,
Marx menyebut bahwa masyarakat ibarat sebuah kekuatan produksi. Dengan melihat
kemampuan dan potensi manusia, ia menyimpulkan bahwa manusia merupakan suatu
sumber tenaga untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
·
Implikasi-Implikasi Praktis
Ilmplikasi-implikasi teori Marx
tentang masyarakat pada dasarnya berhubungan sebab-akibat. Dengan menelanjangi
mekanisme-mekanisme yang berlangsung di dalam ekonomi kapitalis Marx merasa
mampu meramalkan keruntuhannya yang segera menyonsong. Selain itu, dilihat dari
teorinya tentang produksi pabrik dan stabilitas sistem yang ada di dalamnya,
maka dapat ditemukan bahwa ilmplikasi Marx juga merujuk pada revolusi
proktarial.
·
Penilaian dan Kritik terhadap Marx
Teori Marxian kadang-kadang
dikatakan tidak konsisten di dalam dirinya sendiri. Marx tidak berpikir bahwa
sebab-sebab material dari tingkah-laku sosial melampaui kesadaran manusia.
Ketidak konsisten-an dikatakan terjadi dalam kritik Marx atas moralitas sebagai
ungkapan dari kepentingan-kepentingan kelas yang disembunyikan sebagai
patokan-patokan hak yang bersifat universal dan dipakai oleh kelas-kelas lain
sebagai hasil dari kesadaran palsu. Kelemahan Marx sebagai seorang filsuf moral
barangkali adalah dia relatif kurang memberi persetujuan evaluatif mengenai
prioritas moral dari kedamaian, kemakmuran, harmoni sosial dan kerja kreatif.
5. EMILE
DURKHEIM (Teori Konsensus)
·
Landasan Teori
Durkheim mengajukan pengakuan untuk
gagasan sebuah ilmu pengetahuan tentang masyarakat yang bisa meyumbangkan
pemecahan atas masalah-masalah moral dan intelektual masyarakat. Dia berusaha
menjadikan pandangan ini sebuah kenyataan di dalam studi-studi pokok mengenai
hakikat solidaritas sosial.
·
Pendekatan Durkheim
Dukheim dipengaruhi oleh Aguste
Comte yang adalah perintis paham positisme. Filsafat positif, berakar kuat
dalam kekaguman Durkheim. Sehingga ia menerapkan metode tersebut untuk
menemukan prinsip-prinsip keteraturan dan perubahan di dalam masyarakat,
sehingga menghasilkan sebuah susunan pengetahuan baru yang bisa dipakai untuk
mengorganisasikan masyarakat demi perbaikan umat manusia. Pendekatan ilmiah dan
rasionalis, yang dikombinasikan dengan sebuah perspektif sejarah.
·
Teori Durkheim tentang Manusia
Durkheim berkeyakinan bahwa segala
sesuatu yang jelas bersifat manusiawi –seperti bahasa, moralitas, agama dan
kegiatan ekonomi. Memang persis karena tekanan Durkheim bahwa betapa sedikitnya
individu sebagai bahan mentah yang dapat dibentuk oleh pengaruh kehidupan
kelompok dapat melampaui masyarakat. Durkheim memandang kodrat manusia sebagai
sebuah abstraksi yang hampir total dari tingkah-laku manusia-manusia aktual
dalam situasi-situasi rel.
·
Teori Durkheim tentang Masyarakat
Bagi Durkheim, masyarakat adalah
sebuah tatanan moral, yaitu seperangkat tuntutan normatif lebih dengan
kenyataan ideal daripada kenyataan material, yang ada dalam kesadaran individu
dan meski demikian dalam cara tertentu berada di luar individu. Durkheim
membagi dua konsep yang berhubungan tentang kenyataan sosial dalam masyarakat,
yaitu: gambaran kolektif dan kesadaran kolektif. Gambaran kolektif adalah
simbol-simbol yang memiliki makna yang sama bagi semua anggota dalam masyarakat.
Sedangkan kesadaran kolektif adalah gagasan yang dimiliki bersama dalam sebuah
masyarakat.
·
Implikasi-Implikasi Praktis
Telaah Durkheim terhadap tatanan
sosial dan khususnya dengan disintegrasi masyarakat-masyarakat yang bercirikan
pembagian kerja yang dipaksakan dilukiskan dengan pandangannya dalam Suicide
tentang apa yang terjadi kalau kekuatan penata masyarakat hancur. Implikasi
praktis dari Suicide searah dengan Division of Labour di mana ia persis
mencapai kesimpulan yang sama mengenai kebutuhan akan penataan organis untuk
membendung anomie.
·
Penilaian dan Kritis terhadap Durkheim
Durkheim merangsang penilaian
kritis tidak semata-mata sebagai seorang filsuf yang merekomendasikan sebuah
pendekatan metodologis khusus terhadap studi sosial, tetapi juga menurut
standar-standar khusus terhadap studi sosial, tetapi juga menurut
standar-standar empiris yang ditemukannya sendiri. sebagai seorang empiris
praktis dia tak bisa menutup bahannya terhadap prosedur-prosedur pengujian
ilmiah.
6. MAX WEBBER
(Teori Tindakan)
·
Landasan Teori
Bagi Webber ciri yang mencolok dari
hubungan-hubungan sosial adalah kenyataan bahwa hubungan-hubungan tersebut
bermakna bagi mereka yang mengambil bagi di dalamnya. Dia percaya bahwa
kompleks hubungan-hubungan sosial yang menyusun sebuah masyarakat dapat
dimengerti hanya dengan mencapai sebuah pemahaman mengenai segi-segi subjektif
dari kegiatan-kegiatan antarpribadi dari para anggota masyarakat itu. Oleh
karena itu, melalui analisis atas berbagai macam tindakan manusia lah, kita
memperoleh pengetahuan mengenai ciri dan keanekaragaman masyarakat manusia.
·
Pendekatan Webber
Webber mendefinisikan sosiologi
sebagai sebuah ilmu yang mengusahakan pemahaman interpretatif mengenai tindakan
sosial agar dengan cara itu dapat menghasilkan sebuah penjelasan kausal
mengenai pelaksanaan dan akibat-akibatnya. Webber membedakan tindakan dari
tingkah laku pada umumnya dengan mengatakan bahwa sebuah gerakan bukanlah
sebuah tindakan kalau gerakan itu tidak memiliki makna subjektif untuk orang
yang bersangkutan. Ini menunjukkan bahwa seorang pelaku memiliki sebuah
kesadaran akan apa yang ia lakukan yang bisa dianalisis menurut maksud-maksud,
motif-motif dan perasaan-perasaan sebagaimana mereka alami.
·
Teori Webber tentang Manusia.
Teori Weber tentang manusia
didasarkan pada penciriannya ada empat jenis tindakan manusia yaitu: tindakan
rasional tujuan, rasional nilai, tindakan emosional, dan tindakan tradisional.
Keempat tindakan ini merupakan cara para individu memaknai tindakannya. Oleh
karena itu manusia adalah suatu makhluk religius dalam arti bahwa bahkan
kegiatan-kegiatan ekonomisnya mengandaikan pandangan dunia umum tertentu yang
ia pakai untuk membuat kehidupan dapat dipahami.
·
Teori Webber tentang Masyarakat
Analisis Webber tentang masyarakat
dapat diambil dari gagasan idealnya tentang tindakan individual. Setiap
individu yang berusaha mewujudkan kehendaknya akan mengalami bentrokan dalam
realisasi tindakannya. Sehingga sebagai keseluruhan dari individu tadi masyarakat
adalah sebuah keseimbangan yang kompleks dari kelompok-kelompok yang
bertentangan.
·
Implikasi-Implikasi Praktis
Webber mengusahakan penelusuran
perkembangan kapitalisme modern melalui pengaruh gagasan-gagasan religius,
pandangannya mengenai rutinisasi kharisma, pemusatan dirinya pada tipe ideal
organisasi birokratis rasional yang khas bagi negara-negara kapitalis modern.
·
Kritik dan Penilaian terhadap Webber
Kritik evaluatif atas Webber
cenderung berpusat pada tuduhan bahwa dengan menekankan peranan nilai-nilai
yang sangat relativistis dari asal-usul kharismatis, ia membuka jalan untuk
gerakan-gerakan yang khas politis modern, seperti fasisme, yang
menyebarkaluaskan organisasi efisien yang menyebarkan ciri-ciri irasional.
7. ALFRED
SCHUTZ (Pendekatan Fenomenologi)
·
Landasan Teori
Analisis-analisis Schutz bersifat
radikal dalam arti menolak banyak pengandaian ortodoksi
‘fungsionalisme-struktural’ yang berkuasa, cap yang diberikan kepada sintesis
Talcott Parsons atas organisme Durkheim dan teori tindakan sosial Weber.
·
Pendekatan Schutz
Schutz memakai apa yang ia anggap
sebagai piranti-piranti filsafat fenomenologis Edmund Husserl. Metode ini
adalah memeriksa dan menganalisis kehidupan batiniah individu, yakni
pengalaman-pengalamannya mengenai fenomena atau penampakan-penampakan
sebagaimana terjadi dalam apa yang kadang disebut ‘arus kesadaran’.
·
Teori Schutz tentang Manusia
Schutz meletakkan hakikat kondisi
manusia dalam pengalaman subjektif dalam bertindak dan mengambil sikap terhadap
‘dunia-kehidupan’ sehari-hari. Baginya, inilah sebuah dunia kegiatan praktis.
·
Teori Schutz tentang Masyarakat
Sebuah masyarakat adalah sebuah
komunitas linguistik. Masyarakat berada melalui simbol-simbol timbal-balik.
Oleh karena itu kesadaraan sehari-hari adalah kesadaran sosial atau kesadaran
yang diwariskan secara sosial mengenai masyarakat. Dinia-kehidupan individu
lalu merupakan sebuah dunia ‘inter-subjektif’ dengan makna-makna bersama dan
rasa ketermasukan ke dalam sebuah kelompok.
·
Implikasi-Implikasi Praktis
Implikasi-implikasi idelisme
praktis Schutz terutama adalah pada tingkah-laku penyelidikan sosiologis yang,
bagi Schutz, bukanlah sebuah bidang keprihatinan praktis langsung. Tetapi
pendekatan Schutz yang lebih bersahaja dan klaim terbatas yang dibuatnya untuk
kesahihan metode sosiologis memiliki implikasi-implikasinya sendiri bagi
pemahaman kita tentang diri kita sendiri.
·
Kritik dan Penilaian Terhadap Schutz
Dalam teori Schutz tidak ditemukan
pemikiran mengenai kesamaan situasi-situasi, melainkan pusat perhatiannya
adalah menemukan perbedaan-perbedaan yang ada di antara makna-makna dalam
konteks-konteks yang berbeda. Teori Schutz yang dikembangkan terlalu cepat
bergerak dari soal yang jelas bahwa hubungan-hubungan sosial yang jauh dari
kesimpulan yang jelas bahwa kenyataan gagasan-gagasan ini sama sekali
tergantung pada apa yang mungkin dipikirkan manusia.
Penelitian Tentang Bahasa
Penelitian ini
tentang bahasa apa saja yang kebanyakan orang kuasai selain bahasa Indonesia. Disini
saya akan bertanya kepada 10 mahasiswa/i yang berada di Universitas Gunadarma
sebagai survey bahwa data yang saya suguhkan nyata dan tanpa rekayasa.
1. Gilang, 19
tahun, Jurusan Arsitektur
Saya :
Selamat siang kak nama saya Dwi Asri nih, saya dari jurusan sastra inggris
ingin mewawancarai kakak untuk tugas softskill saya.
Gilang : oh
iya silahkan.
Saya : oh
iya, ngomong-ngomong kakaknya namanya siapa ya?
Gilang :
kenalin nama saya Gilang Yaksa dari jurusan Arsitektur angkatan 2014.
Saya : maaf
ya kak kalau saya ganggu waktu kakak, jadi saya mau nanya nih sekitar tentang
bahasa. Bahasa apa ja sih kak yang kakak ngerti selain bahasa Indonesia?
Gilang :
bahasa lokal dulu yaa(hahaha), bahasa Jawa bisa, Sunda bisa, jerman bisa, manado,
bitung, yaa bisanya Cuma bahasa itu aja sih.
Saya : wah
hebat dong kak bisa bahasa jerman. Selama ini ada kesulitan gak kak buat
belajar bahasa?
Gilang :
sejauh ini sih yang susah ngerti ya bahasa sunda, kalo bahasa di sulawesi itu
kan campur sama bahasa jerman, jadi makanya saya ngerti bahasa Jerman, terus
buat bahasa jawa karna saya tinggal di jogja makanya saya ngerti bahasa jawa.
Saya :
ogitu ya kak, enak ya kak kalo bisa ngerti banyak bahasa. Saya cuma nanya itu
doang sih kak. Terima kasih ya kak atas waktunya, maaf kalo saya ngerepotin.
Gilang :
iya gapapa, santai ajaa. Sama-sama ya.
2. Ardhy, 20
tahun, Jurusan Akuntansi
Saya :
Selamat siang kak, maaf nih ganggu. Kenalin, nama saya Dwi Asri dari jurusan
sastra Inggris mau mewawancarai kakak buat tugas softskill saya. Nama kakaknya
sapa dan dari jurusan mana kak?
Ardhy : kenalin
nama aku Ardhy dari Jurusan Akuntansi, kebetulan lagi nyusun PI juga nih
hahaha. iya iyaa boleh kok silahkan.
Saya : Waduh
udah nyusun PI aja nih kak. Jadi gini loh kak, cuma mau nanya bahasa apa aja
sih yang kakak kuasain selain bahasa Indonesia?
Ardhy : aku
sih bahasa jawa, inggris gagal wkwk palingan cuma yang umumnya doang, yagitu
deh.
Saya : jadi
kak ardhy cuma bisa bahasa Jawa dong kak hahaha. Okedeh kak aku Cuma nanya itu
doang kak, maafya ngerepotin kakaknya. Makasih ya kaak.
Ardhy :
iyaa sama sama ya dek.
3. Iva, 20
tahun, Arsitektur
Saya :
Selamat sore kak, maaf ya minta waktu kakaknya bentar. Kenalin aku Dwi Asri
dari Jurusan Sastra Inggris nih kak. Aku mau ngewawancara kakak nih buat tugas
tugas softskill aku. Boleh kan kak? Ngomong ngomong nama kakak siapa dan dari
jurusan mana ya kak?
Iva : Boleh
kok dek, bebas hahaha. Nama aku Iva dari Jurusan Arsitektur.
Saya :
okedeh kak sip. Jadi gini kak, aku mau nanya dong bahasa apa aja sih yang kakak
tau selain bahasa Indonesia?
Iva : Aku
sih bahasa Inggris bisa lah walaupun umunya doang, soalnya kan bahasa inggris
bahasa Internasional ya, terus aku bisa bahasa Padang, Korea karena kebanyakan
nonton drama sih makanya jadi bisa hahaha.
Saya : wahh
kakaknya bisa bahasa Padang, berarti kakaknya dari Padang dong? Coba dong kak
bahasa Padang hehehe.
Iva :
misalkan “ini caranya gimana ya?” “iko baa lo caronyo ko?” nah bahasa Padang
kaya gitu. Gampang banget kok bahasa Padang Cuma dalam waktu sebulan juga
bakalan ngerti dek.
Saya : oh
gitu ya kak, kapan-kapan bisa dong aku belajar sama kakaknya. Kalau gitu
makasih ya kak atas waktunya, maaf ngerepotin kakaknya.
Iva : iya
deh santai aja, lagi break ini juga soalnya.
Saya : iya
kak, makasi ya kak. Aku permisi dulu yaa.
4. Rizky, 20
tahun, Jurusan Sistem Informasi
Saya : Halo
kak selamat sore, kenalin aku Dwi Asri dari Jurusan Sastra Inggris nih kak mau
wawancara kakak buat tugas softskill aku. Aku boleh tau gak nama sama jurusan
kakak?
Rizky : wah
boleh kok, boleh banget malahan. Nama aku Iky tapi aslinya Rizky, aku dari jurusan
Sistem Informasi.
Saya : okedeh
kalo gitu kak iky. Aku mau nanya nih, bahasa apa aja sih yang kak iky kuasain?
Rizky :
yang pasti sih Inggris ya soalnya bahasa inter, terus pekanbaru soalnya aku
dari pekanbaru dan bahasanya sama kaya bahasa padang soalnya padang pekanbaru sebelahan,
cuma dua itu doang sih taunya.
Saya : ohh
gitu kak, okedeh kak, makasih ya atas
waktunya kak.
Rizky :
Iyap sama sama ya.
5. Rafi, 21
tahun, Jurusan Sistem Informasi
Saya : Permisi
kak, maaf nih ganggu. Kenalin, nama aku Dwi Asri dari jurusan sastra Inggris
mau mewawancarai kakak buat tugas softskill aku. Nama kakaknya sapa dan dari
jurusan mana kak?
Rafi : oh
iya boleh boleh. Nama aku Rafi dari Jurusan Sistem Informasi.
Saya : Jadi
gini kak, aku mau nanya dong bahasa apa aja sih yang kakak tau selain bahasa
Indonesia?
Rafi : ya Cuma
bahasa Inggris sih walaupun gangerti ngerti amat, bahasa Jepang, ya itu doang
sihh sebenernya, itupun Jepang karena suka anime.
Saya : ohh
gitu kak, coba dong bahasa Jepangnya kak hehehe.
Rafi :
misalkan nih ya “selamat pagi” “Ohayou gozaimasu”
Saya : wahh
hebat banget kak, pinter yaa hehehe aku mah boro boro. Kalau gitu makasih ya
kak atas waktunya kalau ngerepotin.
Rafi :
okedeh sippp.
6. Amy, 19
tahun, Jurusan Sastra Inggris
Saya : Hai
selamat siang, pastinya kenal aku dong ya soalnya kita seangkatan hehe. Aku mau
wawancara kamu nih buat tugas softskill aku, boleh kan?
Amy : ya
boleh lah santai aja.
Saya : Jadi
aku mau nanya nih, bahasa apa aja sih yang kamu kuasain selain bahasa
Indonesia?
Amy :
pertama pasti Inggris lah ya, terus Cina, udah sih itu aja haha. Soalnya aku
dulu tinggal di Cina jadi diharuskan banget buat ngerti bahasa Cina sama
Inggris.
Saya :
hebat dong tinggalnya diluar negeri, ketahuan banget nih pinternya hahahaha.
Amy : ahh
bisa aja sih, engga kok biasa ajaa gausah dipuji gitu hahaha.
Saya :
okedeh sip, makasih banget ya atas waktunya.
Amy : iyaa
sama sama yaa.
7. Made, 20
tahun, Sastra Inggris
Saya : Hai
selamat siang, pastinya kenal aku kan ya? soalnya kita seangkatan. Aku mau
wawancara kamu nih buat tugas softskill aku, boleh dong ya?
Made :
Pasti banget dong boleh.
Saya : Aku
mau nanya dong, bahasa apa aja sih yang kamu tau selain bahasa Indonesia?
Made : aku
taunya bahasa Bali, Inggris, Korea karna aku jatuh cinta banget sama korea
hehehe.
Saya :
iyasih keliatan banget kalau kamu orang bali soalnya nama kamub Made hehehe dan
paras kamu juga beda gitu.
Made : wahh
bisa aja nih, akunya jadi malu.
Saya :
Okedeh, makasih yaa buat waktunya.
Made : Oke
sama sama yaa.
8. Rifky, 20
tahun, Jurusan Managemen
Saya :
Permisi maaf nih ganggu. Kenalin, nama aku Dwi Asri dari jurusan sastra Inggris
mau mewawancarai kakak buat tugas softskill aku. Nama kakaknya sapa dan dari
jurusan mana kak?
Rifky :
Punten hahaha. Nama aku Rifky dari jurusan Managemen angkatan 2014.
Saya : oke
kak kalau gitu salam kenal ya kak. Oiya aku mau nanya nih kak, bahasa apa aja
sih yang kakak tau selain bahasa Indonesia?
Rifky :
Bahasa Jawa sih paling pasti, Sunda, Inggris walaupun Cuma umumnya doang, trus
ya itu aja sih ya
Saya :
Ogitu ya kak, yowes deh kak, aku nuwun sewu yen Kagodha mas mas wektu si.
Rifky :
ngge yoo dek.
9. Alga, 20
tahun, Jurusan Arsitektur
Saya : Selamat
siang kak nama saya Dwi Asri nih, saya dari jurusan sastra inggris nih mau
mewawancarai kakak untuk tugas softskill saya. Boleh tau nama kakaknya sama
jurusannya gak kak?
Alga : boleh
sih. Nama aku Alga dari Jurusan Arsitektur.
Saya : Aku mau
nanya dong kak, bahasa apa aja yang kakak tahu selain Bahasa Indonesia?
Alga :
Jawa, Inggris, udah itu doang sihh.
Saya : ohh
gitu ya kak, okedeh kak makasih ya atas waktu siangkatnya kak.
Alga : oke
sama sama ya dek.
10. Putri, 19
Tahun, Jurusan Psikologi
Saya : Hai
boleh kenalan gak? Nama aku Dwi asri dari Jurusan Sastra Inggris, aku boleh kan
mewawancari kamu buat tugas softskill aku? Aku boleh tau gak nama sama jurusan
kamu?
Putri : iya
kok boleh aja. Nama aku Putri dari jurusan Psikologi.
Saya : oiya
kamu bisa bahasa apa aja sih selain bahasa Indonesia?
Putri :
Bahasa tubuh mungkin ya hahaha, becanda kok, terus bahasa inggris, jawa, sunda,
melayu, aku Cuma tau itu aja sih soalnya dari dulu aku hidup pindah pindah makanya
jjadi ngerti banyak bahasa.
Saya : enak
dong ya, berarti ada manfaatnya kalo pindah pindah gitu jadi banyak wawasan
tentang bahasa.
Putri :
emang enak sih Cuma gaenaknya mesti beradaptasi sama lingkungan baru.
Saya :
ogitu ya kak. Hemm okedeh, makasih ya kak atas waktunya.
Putri :
Okedek sama sama yaa.
Itulah sekian dari wawancara yang
telah saya kumpulkan selama lebih kurang 2 hari. Dari kesimpuulan yang saya
dapat, bahasa lokal menempati peringkat pertama dari 7 sampai 10 orang,
sedangkan bahasa Inggris menempati peringkat ke 2 karena bahasa Inggris
merupakan bahasa Internasional. Dan selebihnya menguasai bahasa asing lainnya
dikarenakan mereka hobi menonton atau meniru gaya yang ada dalam tempat favorit
mereka seperti Korea atau drama tv.